Senin, 30 November 2015

SI OTONG.... (Chapter 4)

Kelas VIII atau tepatnya dulu disebut kelas 2 SMP. Di saat inilah kisahku di dunia gelap ini dimulai. Di mana masa puber sedang tumbuh tinggi pada puncaknya, di situlah aku terjatuh pada pilihan yang salah. Aku salah mengambil arah.
****
“Ah… ini adalah kisah awal mula masa puber kakak. Mungkin kisah kita berbeda atau bias jadi sama. Hehehe… “














****
Tidur-tiduran di kamar, bolak-balik bagai telur dadar yang dibolak-balik umi di atas wajan. Aku tidak bias tidur malah gelisah, ditambah cuaca yang cukup panas dan gerah saat siang hari itu. Sambil merasakan sesuatu yang aneh yang terjadi pada diriku, membuat aku tak bias tidur.
“Rasa apa ini ya?”
Aku merasakan celanaku tiba-tiba menjadi ketat ketika aku berbolak-balik tadi. Saat itu aku menggunakan celana jins. Gelisah yang nggak jelas ini pun melanda, geli atau apa gitu. Sulit untuk di ungkapkan.
Di tengah kegelisahan itu ternyata si otong terbangun dari tidurnya. Aku pun segera membetulkan posisinya yang sudah tidak nyaman lagi. Gelid an rasa yang berbeda saat aku menyentuh si otong yang tengah terbangun. Entah apa yang terjadi aku mulai mengelus-elus si  otong. Dan aku menemukan sensasi yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Sepertinya aku merasa tenang, nyaman dan geli.
“Haduh, kakak merasakan sesuatu yang nggak bias diungkapkan. Geli, tapi suka. Hehehehe….”
Perlahan aku mengelus si otong, membelai-belainya, memegangnya gemes, tetus ini itu akh… nggak tahu deh apa lagi. Pikiran ini seperti terbang melayang ke angkasa raya. Hal yang aneh dan menyenangkan yang awal kali ku rasakan. Perlahan tapi pasti si otong dalam belayanku, terus dan terus. Hingga akhirnya aku merasakan sesak dan ingin pipis. Tapi pipis ini nggak bias ku tahan dan begitu saja keluar dengan derasnya di celanaku.
“Ah…. Kakak merasa lelah dan tenang setelah setelah kegiatan itu dan masih bingung. Sebuah rasa yang tak bias di tahan yang menyenangkan. Kaka terlau lugu waktu itu untuk menyadari perubahan biologis yang terjadi pada kakak. Perasaan lepas dan lega setelah cairan lengket itu memancar. Si otong pun ikut jadi lemas setelah kejadian itu terjadi. Semua terjadi begitu cepatnya. Kakak masih bengong saja waktu itu. Hadeh… polosnya predator kicil ini. Hihihi….”
Rutinitas, ya… menjadi rutinitas kejadian ini dalam hidupku, hampir tiap hari ku lakukan. Sekali dalam sehari dan terkadang dua kali dalam sehari. Padahal tidak ada yang pernah mencontohkannya padaku, semua terjadi secara insting. Bahkan aku waktu itu belum pernah sekali pun melihat video panas atau pun semisalnya. Begitu lugu dan polosnya aku waktu itu. Siapa sangka kalau anak yang lugu dan polos itu bakal menjadi predator yang mengincar sesamanya.
“Kakak tidak tahu bagai mana cinta dan permainan terlarang ini sudah masuk kedalam hidup kakak, kakak benar-benar nggak tahu. Kakak sebagai anak yang lugu dengan sesuatu yang bakalan menjadi kacau yang takak ada satu orang pun yang tahu. Haduh... serem kalau di ingat dek.”
****
Di sekolah aku masih terlihat seperti anak teladan yang culun dengan rambut belah sampin dan kelimis, baju di masukkan ke celana dan nggak pernah terlambat ke sekolah kecuali hanya beberapa kali. Pakaian sangat rapi ketika aku pergi dan berada di sekolah. Menjadi siswa yang aktif dan periang di sekolah, di sukai banyak teman walau ada yang suka menjahili juga si Heri. Hehehe… hidup ini terasa indah juga kalau pas begituannya. Tapi ketika aku pulang ke rumah semua berubah drastis, aku merasakan sesaknya dunia ini. Lelah dan letih ditambah lagi beban pikiran yang menerpa membuat lengkap penderitaanku.
****
“Cerita bokep, lagi-lagi teman-teman kakak sukanya bahas cerita boket atau cewek melulu kalau jam istirahat di sekolah. Bagi mereka kakak ini terlalu hijau untuk mendengarkan cerita mereka dan nggak paham apa-apa, tapi kakak sebenarnya juga nggak begitu tertarik cerita mereka. Karena entah mengapa kakak  nggak tertarik sama cerita cewek. Lebih suka kakak memperhatikan wajah sage teman-teman kakak yang masih imut-imut. Hahahaha... gemes rasanya. Terkadang terpikir oleh kakak untuk bisa cium pipi mereka atau liat titit mereka saat ganti pakaian di saat jam olah raga. Hadeh... kakak nggak tahan nie kayaknya. Dah parah. Salah satu dari mereka bernama Andre, dia yang wajahnya imut-imut. Ih... kok jadi gini ya kakak...”
****

“Masa puber adalah masa peralihan. Banyak orang tua tidak tahu bagai mana mensikapi masa pubernya ABG. ABG sangat rapuh dan rentan. Terkadang kesalahan fatal itu bermula dari masa pubernya ABG yang tidak terarah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar